Rabu, 07 Oktober 2015

Mengenal Tokoh-tokoh Bonek


Hamin Gimbal

                Dikalangan pendukung fanatic PERSEBAYA, nama Hamin Gimbal tentu sangat familier.  Pemuda yang lahir di Bangkalan Madura ini dikenal sebagai dirigen BONEK bertandem dengan Okto Tyson.  Rambutnya yang gimbal dan kebiasaan memakai rok hijau gaya skotlandia di padu dengan sepatu bot roligan menjadi ciri khas seoran Hamin Gimbal ketika berdiri di tempat khusus dirigen, memimpin puluhan ribu BONEK.

                Kecintaan Hamin terhadap PERSEBAYA sudah berawal dari kecil.  Meskipun, dia bertempat tinggal di Madura, namun Hamin kecil tak pernah absent menonton PERSEBAYA bertanding.  “ Walaupun saya berasal dari seberang pulau, tapi saya selalu menyempatkan datang ke stadion untuk menonton PERSEBAYA.  Kadang saya tidak pamit orang tua.  Namun lambat laun orang tua mendukung penuh,” ujar Hamin.  Baginya, BONEK memiliki arti totalitas dan loyaitas dalam mendukung tim kesayangannya PERSEBAYA Surabaya.  “ Loyalitas dan totalitas tanpa mengenal waktu.



Okto Tyson

Tatapan matanya agak ajam, wajahnya terlihat garang, tubuhnya gempal mirip dengan perawakan Mike Tyson.  Begitulah sekilas penampilan Okto.  Namanya tidaklah asing di kalangan pendukung fanaticPERSEBAYA.  Maklum dia adalah dirigen BONEK.  Pria yang bernama lengkap Okto Kepernahum Henukh ini lahir di Surabaya 25 Oktober 1979.

                Berawal dari inisatif untuk menambah kreatifitas dan kekompaakan, Okto memberanikan diri menjadi komandan BONEK untuk bernyanyi dan menampilkan aksi kreatifitas.  Sebagai sosok yang mengkoordinir puluh ribuan BONEK untuk bernyanyi, tugas Okto sangatlah berat.  Ia di tuntut harus mampu menjaga ketahanan semangat dan emosi puluhan ribu BONEK dalam mendukung PERSEBAYA.  Aksi gerakan tangan , suara yel-yel, sampai teriakan dukungan BONEK selalu dikoordinir dan dipantau olehnya.  Hal ini agar semua gerakan dan aksi kreatif BONEK mania terlihat rapi dan kompak.  Dibalik kegarangan penampilannya, Okto sanagtlah cakap dan pandai dalam berbicara atau berdiskusi.  Pemuda alumnus Bisnis Admiistrasi UPN veteran Surabaya ini, tak jarang di undang untuk ON AIR di radio atau TV.  Dari pengalaman panjang menjadi dirigen supporter terbesar di tanah air, nama Okto semakin popular di kalangan Pendukung Klub liga Indonesia.  Ia pernah dipercaya memimpin delegasi supporter Jawatimur dalam jambore suorter Indonesia di Bali pada tahun 2007.



Cak dul Panglima BONEK 1988

                Sejarah berbondong-bondongnya suporter PERSEBAYA pada laga final Kompetisi perserikatan 1988 di Stadion Senayan Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sosok H. Abdullah.  Pria yang akrab disapa Cak Dul ini dikenal sebagai panglima perang BONEK mania pada akhir 1980 an.  “ Dulu belum ada istilah dirigen atau korlap.  Teman-teman suporter banyak yang menyebut panglima perangnya BONEK.  Tapi ini bukan ditujukan  untuk berseteru dengan supporter musuh, istilah panglima ini hanya untuk mengkoordinir supporter sebagai pengganti ketua,” Kata Cak Dul.

                Ia banyak menceritakan kebesaran dan aksi nekat supporter PERSEBAYA di kompetisi terdahulu.  Menurut Cak Dul, BONEK adalah bentuk spontanitas arek-arek Suroboyo yang mengalir darah sporadic dan radikal, semangat juang menaklukan stadion manapun untuk menunjukan kepada khalayak masyarakat tentang jati diri dan identitas supporter seutuhnya.  Baginya, tidak ada kelompok supporter lain dinegeri ini yang melakukan tindakan radikal dan nekat selain BONEK.

                Hal yang paling berkesan bagi Cak dul adalah ketika ia dengan berani dan nekat naik ke atap stadion senayan untuk memasnag spanduk raksas sepanjang 60 meter yang bertuliskan “ KAMI HAUS GOL KAMUPERSEBAYA “.  Seisi stadion bergemuruh dengan tepukan tangan ketika Cak Dul mulai menaiki atap sampai ia berhasil memasang spanduk itu.  Ini tidak ada pemain yang cidera, tidak ada aksi fenomennal dari pemain dan tidak ada momen menarik di lapangan melainkan teriakan dan applause dari seluruh penonton itu di tujukan kepada aksi nekat seorang suporeter PERSEBAYA yang mampu memanjat atap Stadion Senayan setinggi 15 meter.  Suporter PERSEBAYA itu adalah Cak Dul yang dulunya berambut gondrong dan konon dijadikan icon gambarBONEK di Koran Jawapos.



Supangat Koordinator Tretetet 7000 BONEK
  
                Disadari atau tidak, Supangat yang dikenal sebagai announcer pertandingan PERSEBAYA, sedikit banyak mengetahui perjalanan panjang tim yang berjuluk bajol ijo ini.  MeskI kini usia beliau hampir 60 tahun, namun semangat bapak 3 anak dan 1 cucu ini masih berkobar seperti 39 tahun yang lalu.  Kala itu  Supanagat baru saja bekerja di radio Gelora Surabaya.  Tugasnya saat itu bukan langsung menjadi penyiar pertandingan, melainkan sebatas memutar lagu-lagu.  Baru tiga tahun sesudahnya dia dipercaya untuk berbicara di depan mikrofon untuk menyiarakan jalannya petandingan PERSEBAYA.   84 tahun perjalanan PERSEBAYA, hampir separuh lebih Supangat mengetahui sejarah PERSEBAYA.

                Mulai dari pasang surut prestasi hingga supporter PERSEBAYA atau BONEK.  Pria berkacamata ini sedikit banyak menceritakan aal muasal nama BONEK.  Pada tahun 1986-1987 PERSEBAYA masuk final di senayan.  Lawan yang dihadapi adalah PSIS Semarang.  Demi mendukung tim kesayangan suporter ber tret tret ke Jakarta , Supangat mempunyai ide memberangkatkan supporter dengan jalan darat.  “ setelah berkoordinasi dengan semua pihak , kami akhirnya menggunkan bus” terang supangat.  Antusiasme supporter yang ingin mendukung timnya begitu luar biasa.  Hasilnya, sekitar 7000 suporter terdaftar.  Masalah timbul ketika Supangat dan rekan-rekannya, hanya bisa menyediakan sekitar 100 bis.  Ini berarti masih kurang 36 bis lagi untuk mengangkut supporter.  Memberangkatkan 7000 orang ternyata buka soal yang mudah.

Supangat menceritakan betapa ia kekurangan orang untuk mengkoordinir banyaknya supporter.  “ sampai- sampai, tukang potong rumput saya jadikan pemimpin rombongan “, kata pria yang pernah menjadi  ring announcer perebutan gelar juara kelas bantam WBC International antara petinju indoonesia Wongso Indrajit dengan Edel Geronimo dari Fiiphina 1988 ini.



Wastomi Suheri The legend of Suporter

                Dunia persepak bolaan nasional khusunya para pendukungPERSEBAYA tidak ada yang tidak mengenal sosok yang satu ini.  Penampilannya sederhana dan ceplas-ceplos khas arek Suroboyo.  Dialah Wastomi Suheri lahir pada tanggal 30 Juni 1953 di Desa Suko Wilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.  Wastomi dikenal sebagai seorang anak yang gigih dan mandiri.  Pada tahun 1961, ketika usia masih dini yakni 8 tahun , ia memberanikan diri merantau ke kota Surabaya dengan tujuan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.  Ketika sampai di Surabaya , ia harus bertahan hidup dengan cara  mengadu nasib menjadi anak jalanan.  Selama diSurabaya ia tidak punya rumah, yang dijadikan tempat berteduh dari panas dan hujan .

                Sehari-hari yang dilakukan adalah menjual Koran dan mengamen .  Wastomi pun mendapatkan pelajaran sekolah dasar harus dengan mengintip proses belajar di SD Tambak Sari Ngundu,.  Meski tidak mengenyam pendidikan resmi, Wastomi sangat menekankan pendidikan kepada anak-anak nya.  

                Sejak kecil Wastomi sangat senang dengan olahraga khusunya sepak bola.  Sehari-hari hidup dikawasan Tambak Sari membuat kecintannya terhadap sepak bola semakin mendalam.  Rasa cinta dan fanatisnya dilimpahkan untuk PERSEBAYA.  Setiap PERSEBAYA bertanding di Stadion Tambak Sari ia tidak pernah melewatkan untuk hadir.  Fanatismeya terhadap PERSEBAYA ini bertahan sampai sekarang, sampai memilik 5 orang anak.

                Sebagai BONEK, pengalaman Wastomi sangatlah banyak.  Dari berbagai pengalaman ini, hal yang paling berkesan adalah ketika ia berhasil menggergaji 12 pintu yang ada di Tambak Sari hanya untuk memasukan teman-temannya yang tidak punya uang untuk membeli tiket pertandingan.  Ia akhirnya di tangkap 2 jam setelah pertandinagn dan di tahan polisi selama 2 hari.

                Dari catatan panjangnya menjadi BONEK, banyak kalangan yang menganggap Wastomi sebagai bapak e BONEK.  Ia sangat di segani di kelompok supporter PERSEBAYA.  Pria yang akrab di panggil abah ini juga dikenal sebagai salah satu pendiri YSS.

Sumber ; http://bonekcampusits.blogspot.co.id/2013/03/mengenal-tokoh-tokoh-bonek.html

SEJARAH PERTENGKARAN BONEK DAN DELTA MANIA !!!

Posted: 02/02/2012 in Bonek
3







Surabaya dan Sidoarjo merupakan wilayah yang sangat dekat secara geografis bahkan sejumlah fasilitas umum vital ‘milik’ Surabaya terdapat di Kabupaten Sidoarjo. Namun keakjraban geografis itu beda kondisi dengan hubungan SUPORTER kedua kota walaupun sejatinya mereka berasal dari satu induk yang sama.
Tahun 2001 Pengusaha asal Sidoarjo bernama HM Mislan membeli klub Gelora Dewata 89 asal Bali. Lantas tim tersebut berganti nama menjadi Gelora Putra Delta dan menjadikan Gelora Delta sebagai kandang mereka. disaat yang sama mayoritas warga Sidoarjo membanggakan dirinya sebagai Bonek walaupun Sidoarjo telah memiliki tim GPD.
11 Mei 2001 Kerusuhan Gelora Delta pecah….
15 Luka, 7 Mobil dan 2 Motor Dirusak
SIDOARJO – Bentrokan suporter kembali terjadi di Jatim. Kali ini di Stadion Gelora Delta Sidoarjo ketika Gelora Putra Delta menjamu Arema pada pembukaan putaran kedua Ligina VII, sore kemarin. Akibat kerusuhan itu, pertandingan dihentikan pada menit ke-29, saat kedudukan 0 – 0. Sampai tadi malam, belum ada keputusan pasti kapan pertandingan dilanjutkan. Wasit Wardiono menghentikan pertandingan itu dengan alasan force majeur. Suasana stadion memang benar-benar mencekam. Suporter kedua kubu sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Suasana bakal memanas sebetulnya telah terasa sejak awal. Penonton membeludak sampai ke sintelbaan yang menjadi lintasan atletik. Padahal, daerah itu terlarang bagi penonton. Maklum, lintasan atletik yang dibangun menjelang PON XV tersebut bernilai Rp 14 miliar. (Berita lain lihat halaman olahraga, Red). Aparat keamanan sudah berusaha mengatasi luberan penonton. Tapi, 500 personel yang diturunkan tak kuasa mengimbangi sekitar 25.000 penonton yang menjubeli stadion baru tersebut. Ketegangan sudah terjadi sebelum pertandingan. Penonton di sebelah utara dilempari batu dari luar stadion. Kejadian ini berlanjut hingga pertandingan berjalan. Di lapangan, permainan berlangsung keras. Striker Joko Susilo jadi korban. Tangan kanannya patah. Dia terpaksa ditandu keluar dan tangannya harus dibantu kain penyangga. Bukan itu saja. Pemain kedua kubu juga beberapa kali terlibat adu fisik. Legiun asing GPD asal Cile, Fernando Guajardo, ditampar Charis Yulianto, pemain belakang Arema. Tampaknya, kejadian itu tak bisa diterima suporter tuan rumah. Mereka melemparkan batu dan botol bekas minuman ke arah sekelompok Aremania. Termasuk ke manajer Arema Iwan Budianto yang berlindung di tempat pemain. Pada menit ke-18, suporter kedua tim yang berada di tribun belakang gawang Arema terlibat perang batu. Kejadian ini membuat petugas keamanan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Perang batu berhenti sebentar, tapi kemudian terjadi lagi. Kerusuhan besar berawal saat tiga Aremania baru keluar dari ruang medis. Salah satu di antara tiga suporter itu mengalami luka di telinga dan perlu pengobatan. Ketika kembali ke tribun Aremania, mereka berpapasan dengan suporter tuan rumah. Sebetulnya, tiga Aremania itu sudah dicegah petugas keamanan agar tak keluar dulu karena situasi masih panas. Tapi, mereka ngotot. Akibatnya, mereka dikejar-kejar suporter tuan rumah. Itu terjadi di lintasan atletik yang terbuat dari tartan. Tak ada tempat berlindung, tiga Aremania itu lari ke tengah lapangan. Kejadian ini memancing amarah ribuan Aremania yang berada di tribun. Mereka langsung turun ke lapangan, merusak beberapa papan sponsor di sekeliling stadion. Beberapa saat kemudian, mereka digiring ke luar stadion. Di luar, mereka meneruskan acara rusak-rusakan itu ke kios-kios di sekitar stadion. Salah satu korbannya adalah MI-45 Gym Fitness & Aerobic milik Wakil Bupati Sidoarjo Syaiful Illah SH. Di depan Wartel Ananda Jaya, berdiri seorang ibu tua, Sudarmiati, beserta anaknya, Sinyo, 17. Mereka memohon agar tidak dirusak. Tapi, sebuah batu memecahkan kaca jendela wartel. “Untung, ibu saya tidak cedera. Kami hanya bisa pasrah,” keluh Sinyo kepada Jawa Pos. Seorang pemuda bernama Andik, asal Lamongan, dihajar puluhan Aremania. “Saya tidak tahu mengapa saya tiba-tiba dihajar seperti itu,” kata Andik yang mengalami luka di kening kanannya akibat pukulan benda tajam. Lukanya menganga sekitar 3 cm. Darah terus mengucur. Di tengah kerusuhan itu, segerombolan anak muda yang mengendarai mobil Kijang putih dengan nomor polisi N 1473 ET sempat berfoto ria di depan kayu reruntuhan kios yang dibakar. Ribuan Aremania yang berseragam biru-biru itu memang menguasai stadion dan sekitarnya. Terutama di Jalan Pahlawan. Mereka mendesak Delta Force -julukan suporter Gelora- ke timur hingga perempatan Babalayar. Mereka tidak hanya melempari suporter lawan, tetapi juga warga setempat. Beberapa pasukan Brimob berusaha meredam aksi mereka, tetapi tidak berhasil. Apalagi jumlah Aremania semakin banyak dari barat. Setelah berlangsung sekitar 30 menit, warga dan Delta Force mendapat bala bantuan entah dari mana. Mereka balik memukul Aremania ke barat. Kocar-kacir. Sebagian besar berlari menuju stasiun melalui pintu perlintasan KA di Jalan Pahlawan. Beberapa saat kemudian, dari timur, sepasukan Polisi Dalmas dari polres melakukan sweeping. Demikian pula dari barat, pasukan gabungan itu membubarkan massa dan sempat meletuskan serentetan tembakan. Setelah hari gelap, suporter Delta sudah menguasai ruas Jalan Pahlawan. Ketika ada kereta lewat dari selatan, massa yang menumpuk di lintasan KA berupaya menghentikan. Mereka memeriksa apakah ada Aremania. Baru setelah diyakinkan petugas, kereta diperbolehkan jalan ke arah Surabaya. Akibat kerusuhan itu, pot-pot bunga yang terpajang di trotoar berantakan. Sedikitnya sepuluh bangunan di sepanjang Jalan Pahlawan kaca-kacanya remuk. Tidak itu saja. Sembilan kendaraan bermotor dirusak dan dibakar. Dua sepeda motor, Honda GL N 1976 AD dan Yamaha FIZ L 5867 MC, menjadi arang di sekitar GOR Delta. Sedan Timor B 2043 UC yang diparkir di selatan GOR juga membara. Sedan Ford merah Nopol L 744 MM milik Choirul, warga Perum Magersari, hancur kaca depan, samping, dan belakang. Chevrolet boks L 2965 ED juga mengalami nasib serupa. Sementara itu, Troper L 1045 AT yang hancur kacanya mengakibatkan sopir Herry Purwanto, warga Graha Kuncara, dilarikan ke RS karena menderita luka di lambung. Taksi Bosowa Nopol L 979 ED dan Kijang putih B 2515 RK hancur di bagian kaca depan dan kaca lampu. Malah, tape di Kijang B 2515 RK dijarah massa. Keenam mobil itu, menurut sopir-sopir yang melapor ke polres, terjebak kemacetan akibat melubernya suporter di pintu tol Sidoarjo. Kapolres Sidoarjo AKBP Drs Budi Susilo melalui Kapuskodalops AKP Amin Litarso yang langsung terjun ke lapangan mengatakan, keadaan kota mulai dikuasai sejak pukul 19.00. Semua suporter Arema sudah dievakuasi melalui jalan tol. Sebagian melalui stasiun dengan kereta darurat yang didatangkan dari Surabaya. Menurut Kapuskodalops, belum ada yang ditahan dari bentrok antarsuporter itu. Paling tidak 15 orang sempat dirawat di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD Sidoarjo hingga pukul 20.00. Fatkurozi, warga Kalitengah Selatan, Tanggulangin, jari tengah tangan kirinya terluka parah tergores seng saat memanjat tembok stadion. Akibatnya, jari tengahnya harus diamputasi. Keributan suporter tersebut membuat suasana Sidoarjo mencekam. Apalagi puluhan kali terdengar tembakan petugas. Warga, terutama yang tinggal di perumahan di sekitar stadion, ketakutan. Itu karena massa yang berhamburan juga masuk kompleks perumahan. Misalnya, di Pondok Mutiara dan Taman Pinang. Situasi tersebut memaksa pemilik ruko di pertokoan Mutiara langsung menutup pintunya. Apalagi massa yang masih terlibat aksi saling lempar memanfaatkan bangunan ruko dan rumah untuk berlindung. Akibatnya, rumah dan ruko itu pun jadi sasaran lemparan. Paling parah terjadi di Pondok Mutiara. Seluruh lampu jalan di taman perumahan hancur. Berita keributan itu langsung menyebar ke seluruh kota. Akibatnya, seluruh toko di Jalan Gadjah Mada dan Mojopahit, yang agak jauh dari stadion, juga memilih tutup. Sementara itu, arus lalu lintas kacau balau. Menjelang malam, situasi mencekam bergeser ke pintu tol Gempol. Terjadi pencegatan suporter Arema yang pulang lewat jalur tersebut. Diduga, suporter Sidoarjo yang tidak puas mencegatnya di sana. (aww/okt/wko)
ini yang menjadi tolak balik suporter Sidoarjo untuk memusuhi Arema.
semenjak aksi itu Aremania dilarang hadir di Gelora Delta dan sejak saat itu pula masyarakat Surabaya ataupun juga Bonek hadir untuk mendukung GPD walaupun hanya sebagai tim kedua. Banyak Bonek baik asal Sidoarjo ataupun juga asal Surabaya yang mendukung GPD yang lantas berubah nama menjdi DELTA PUTRA SIDOARJO alias DELTRAS SIDOARJO. Prestasi Deltrasyang tidak baik tak ayal membuat warga Sidoarjo balik mendukung Persebaya bahkan Sidoarjo menjadi kantung terbesar kekuatan Bonek luar kota disamping Gresi
Tahun 2007
Copa Indonesia dimana terjadi perteuan antara Persebaya Surabaya vs Deltras Sidoarjo Leg 1 digelar di Gelora 10 November tidak ada gesekan yang timbul antara Delta Mania dan Bonek bahkan waktu itu saya pernah mendengar nyanyian Delta-Bonek kita saudara NAMUN ENTAH APA YANG MERSUKI PIKIREAN DELTAMANIA.
ada leg kedua jangankan ada nyanyian itu di GDS penghinaan pun yang muncul. Bonek di sweaping saat memasuki perbatasan Sidoarjo bahakan waktu itu Bonek diminta untuk pulang dengan alasan GDS telah full dengan Bok. sesamapinya di GDS ternyata dugaan saya benar GDS Full hijau bahkan pertandingan tersebut tak ubahnya seperti laga home bagi Persebaya. namun apa yang terjadi di GDS beda jauh dgan yg terjadi di Tambaksari. sebuah nyanyian yang berisi menghujat hadir dengan lirik Persebaya j*****k, Bonek j*****k dibunuh saja. Lantamendengar nyanyian ini Bonek langsung tersulut emosinya. merka melempari Pemain Deltras. namun saya tetap yakin itu adalah ulah PROVOKATOR YANG DIPIMPIN OLEH GOBES. saya pun tetap yakin jika tidak semua Deltamania menyanyikan lagu itu.
Tahun 2010
Pertandingan Deltras Sidoarjo melawan Persis Solo digelar dengan bayang-bayang ancaman dari Bonek yang melakukuan ‘balas dendam’ atas pelemparan yang telah dialami saat bertandang Ke Bandung. Ribuan Bonek hadir di GDS untuk mendukung Deltras Sidoarjo yang membutuhkan poin agar mereka dapat lolos ke ISL. Pertandingan itu berlangsung aman dan tidak ada kendala berarti.
Permainan Deltras yang konsisten tak ayal membuat tim ini berhak lolos ke Babak 8 Besar Divisi Utama. merekapun menjadi tuanrumah. selain Deltras tim lain yakni Persibo Bojonegoro,Persipasi Bekasi,Persidafon Dafonsoro juga bertanding di GDS guna memperebutkan tiket ke ISL. MUNGKIN INI NYANYIAN TERAKHIR UNTUK MENGHUJAT RIVAL DI GDS. Pada saat itu Deltamania,Bonek dan Boromania menyanyikan lagu.
Siapa Bilang Indonesia Arema Jancok.
Indonesia milik kita Semua.
yang Bilang Indonesia Arema Jancok.
itu orang yang tak pernah sekolah.
nynyian itu menjadi nyanyian terakhir yang dinyanyikan Bonek bersama Delta dan Boro.
PialaGubernur 2010 menjadi awal perpecahn kami. saat terjadi Gol pertama seseorang menyanyikan lagu provokatif dengan mengatakan sampek elek sampek tuek bonek elek mangan t*****k. lantas ini mengundang emosi drai rekan Bonek. dan betapa terkejutnya saya jika diantara Deltamania yang lagi-lagi kalah jumlah itu ada seseorang yang mengibarkan Bendera Arema masuk kedalam Lintasan Atletik dan membuka (maaf:kemaluan) ke arah Bonek. Bonek pun marah dengan melemparkan Kembang Api ke arah Deltamania. sejak saat itu hubungan Deltamania kembali memanas.
Deltras vs Persib
Pertandingan Lanjutan ISL mempertemukan Deltras dgan Persib Bandung menjadi puncak memanasnya hubungan antara Delta dengan Bonek. Banyak Deltmania yang dipukuli oknum Bonek Viking yang saat itu kesal dengan nyanyian rasis Deltamania. paska pertandingan itu kita dapat melihat coretan di dinding dari Waru hingga Porong yang berisi saling ejek antara Bonek dengan Delta. cukup disayangkan jika Deltamania ini ‘durhaka’ padahal yang terjadi di Lpngan mayoritas wargaSidoarjo adalah Bonek.
Penyerbuan markas Deltamaina
usai Pertandingan ujicoba Persekabpas kontra Persebaya di Bangil Pasuruan Bonek yang geram dengan ulah Deltamania menyerbu markas Deltamania. Bonek yang akan pulang keSurabaya tiba-tiba berbelok ke Gelora Delta untuk menyerbu markas Deltamania. sejumlah inventaris Deltamania rusak dan hilang akibat penyerangan ini.
bahkan akibatb kejadian ini Deltamania lebih memilih bergabung dengan Aremania. Sungguh kisah yang amat tragis mengingat Aremania telah menghancurken Gelora Delta di tahun 2001. terlebih jika seorang yang bernama GOBES pemimpin mereka meyulut gerkan anti Bonek di Sidoarjo. semenjak itupula Bonek wilayah selatan(Sidoarjo,Pasuruan,Malang,Banyuwangi) dan Barat yang akan mendukung Persebaya selalu berperang dengan Deltamania.
Entah sampai kapan ini akan terus Berlanjut kitapun tak tau…
SALAM SATOE NYALI ::
W A N I !!!
Sumber : https://benrasjid.wordpress.com/2012/02/02/sejarah-pertengkaran-bonek-dan-delta-mania/
Nama         : M Rosyid Ansori
TTL           : Ponorogo, 5 Juni 1999
Alamat       : Duri Sawo
No Hp        : 086719271933
Hobi           : Ngopi
Cita-cita     : Presiden